Pj. Bupati Aceh Tamiang, Drs. Asra, Memulai Gerakan Panen Bawang Merah di Kampung Suka Jadi.
Aceh Tamiang | jira.onenews.co.id -Bawang Merah menjadi salah satu komoditi penyumbang angka inflasi di Kabupaten Aceh Tamiang. Menyikapi keadaan ini, Pemkab Aceh Tamiang melakukan sejumlah langkah intervensi, termasuk memproduksi komoditi bernama latin Allium ceva L. tersebut. Hari ini, Senin (3/6/24) siang, Pj. Bupati Aceh Tamiang, Drs. Asra, secara simbolis memulai gerakan panen bawang merah di Kampung Suka Jadi, Kecamatan Banda Mulia.
Pj. Bupati Asra dalam keterangannya menyampaikan, gerakan tanam (Gertam) Bawang Merah telah diinstruksikannya untuk digalakkan kembali sejak awal menjabat Pj. Bupati Aceh Tamiang. Hal ini, sebutnya, turut dikuatkan dengan arahan Pj. Gubernur Aceh tentang pengendalian inflasi daerah.
“Hari ini kita panen bawang merah di Kp. Suka Jadi, Banda Mulia. Gerakan tanamnya sudah saya instruksikan sejak awal tahun ini. Hal ini juga untuk menyikapi arahan Pj. Gubernur Aceh tentang pengendalian inflasi daerah, termasuk mengelola fluktuasi harga bawang merah yang tidak menentu, maka sebagian petani kita dorong untuk menanam (bawang merah –red),” ujar Pj. Bupati Asra.
Berbicara mengenai inflasi daerah, Pj. Bupati Asra yang didampingi Asisten Perekonomian & Pembangunan Setdakab, Catur Haryati, Plt. Kepala Distanbunnak, Yunus dan Camat Banda Mulia, Eko Prasetyo, menerangkan, angka inflasi sudah relatif normal. Ia mengakui, terjadi fluktuasi harga yang dinamis saat Ramadan dan Idul Fitri kemarin.
Menghadapi Hari Raya Idul Adha 1445 kali ini, ia mengharapkan tidak terjadi gejolak fluktuasi harga yang berarti.
“Kita harapkan memasuki lebaran Haji (Idul Adha –red), angka ini tidak naik. Itu makanya sejumlah intervensi kita lakukan, untuk mengendalikan kemungkinan fluktuasi harga, supaya harga tetap normal. Koordinasi dengan daerah lain juga, ini semua untuk menjaga kemungkinan fluktuasi harganya. Terlebih Idul Adha ini lebih istimewa untuk kita orang Aceh,” jelasnya lagi.
Lebih lanjut diungkapkan Pj. Bupati Asra, ada multiplyer effect antara inflasi harga bahan pangan dengan penurunan angka stunting. “Bicara stunting ini kan bicara gizi. Kalau inflasi bisa kita kendalikan melalui sejumlah intervensi, ini berarti menjaga daya beli masyarakat. Daya beli yang terjaga, bisa diasumsikan kecukupan gizi masyarakat terpenuhi, dan stunting bisa kita cegah dan turunkan,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Distanbunnak, Yunus, melalui Kabid Produksi & Perlintan, Irwan Hadi yang didampingi Koordinator BPP Banda Mulia, Umar Dhani dan para penyuluh pertanian secara terpisah menjelaskan, total luasan areal pertanaman bawang merah di Kecamatan Banda Mulia mencapai 5 hektar. Angka luasan ini menurun akibat serangan jamur yang menyerang pertanaman bawang merah.
Dikatakan Irwan, Distanbunnak telah berkoordinasi dengan sejumlah pihak untuk membahas teknis budidaya bawang merah yang mampu mengendalikan serangan organisme pengganggu tanaman golongan umbi-umbian tersebut. “Termasuk melaksanakan demplot bawang merah spesifik lokasi oleh para penyuluh pertanian,” tutupnya.
Social Header